menghabiskan bercangkir kopi
hingga pagi hangat dan nisbi
mengharap baik dalam ujud atau basi
dan membusuk. sejak kenal hari
denganmu bergunung teori
hadang kaki tangan tirani
lima huruf
satu perubahan
:lawan !
jalanjalan sebelah kedai itu
kantin atau cafe tinggalkan gigi dan kering bibirmu
saat lantang hari dan malam abu
kucium gerimis dan becek tanah risau
:kebenaran adalah candu
yang tanpanya hidup layu
meski, kita perlu itu untuk satu sorak
:rombak!
di sini, di kamar kecil kontrakan
lagi kita dipertemukan
kegagalan memahami kedai
kantin atau cafe jajahan
kesadaran. lalu kita bercerita pelan
pelan sekali. tentang adik perempuan
di jauh dan saudara priantauan
mulutnya bisu karena lebam
kegagalan menyihir lawan
dan rombak perubahan
menjadi akhir doa sendirian
:jadikan kami di tanah sendiri sebagai tuan
lindungi kami dari busuknya kekuasaan
dan keangkuhan perwakilan
dari segala kutukan moral bejat saudara sendiri
amin ya Tuhan kami
jakarta, 20 npoember 2010
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.